Didalam ajaran agama Islam, suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan istri. seorang istri yang shalihah harus berbakti pada suaminya dan memenuhi kewajibannya dengan ikhlas dan melakukan hal tersebut semata-mata karena Allah SWT.
Istri yang tidak mendapatkan ridho suami karena tidak taat atau melakukan beberapa perbuatan dosa dikatakan sebagai perempuan yang durhaka serta kufur nikmat. Suatu hari, Rasul pernah bersabda, bahwa beliau melihat perempuan adalah penghuni neraka paling banyak.
Akan tetapi, rupanya tidak banyak memiliki bekal keilmuan ini ketika membangun bahtera rumah tangga. Maka akibatnya, keadaan rumah tangga pun bisa terlibat banyak masalah karena kesalahpahaman dan lain sebagainya.
Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan agar di antara keduanya menjadi tentram. Setelah menjadi suami istri, maka akan timbul hak dan kewajiban masing-masing yang harus dipenuhi.
Allah SWT berfirman: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka perempuan yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…,”. (QS AN-Nisaa: 34)
Alquran Surat. An-Nisa Ayat 34) menjelaskan : Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,” (QS. An-Nisa Ayat 34).
Suami menjadi sosok yang paling besar diminta pertanggungjawabannya mengenai rumah tangga, termasuk perilaku istri. Maka dari itu, ia harus memberikan contoh perilaku yang baik kepada seluruh anggota keluarga.
Perempuan yang berani melawan suaminya termasuk dalam istri durhaka. Ia akan mendapatkan hukuman yang begitu berat oleh Allah SWT.
Hal ini dikarenakan Allah SWT tak suka dengan perbuatan buruk dalam rumah tangga, salah satunya dengan perbuatan yang mengarah ke durhaka.
Meski begitu, ada saatnya sebuah keluarga mengalami pertengkaran. Salah satu alasannya karena tidak terpenuhinya hak atau kewajiban dari pasangan. Sebagai istri yang baik, seorang perempuan harus mentaati suaminya. Sebab, ada hukum istri melawan suami.
Setelah memahami kewajiban istri kepada suami, tidak jarang ada hal-hal yang disadari tidak disadari merupakan suatu bentuk melawan suami. Padahal sebenarnya, suami merupakan sosok kepala keluarga yang harus ditaati saat berada dalam koridor syariat.
Allah SWT dalam sambungan ayat di atas memberikan indikasi bahwa akan ada istri yang melawan suaminya. Sehingga, Allah memberikan petunjuk atas apa yang harus dilakukan oleh suami jika istri mulai melawan suami.
Allah SWT berfirman, Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,”. (QS An-Nisaa: 34).
Agar istri terhindar dari murka dan laknat Allah SWT: Jauhi perbuatan Durhaka kepada suami antara lain :
1. Tak mau berterima kasih 2. Banyak mengeluh 3. Tidak punya rasa bekas kasih kepada suami 4. Suka mengungkit 5. Suka memarahi suami 6. Mengghibah suami 7. Membandingkan-bandingkan suami 8. Membuka aib suami 9. Mengintervensi suami 10. Menyukai laki-laki lain 11. Tidak menghormati keluarga suami 12. Membangkang terhadap suami 13. Mengungkit kebaikan dirinya terhadap suami 14. Berias bukan untuk suami 15. Keluar rumah tanpa izin suami 16. Menyepelekan kebaikan suami
Perilaku Istri kepada suami penghuni surga menurut Alquran :
1. Selalu merasa malu 2. Tidak banyak mendebat 3. Senantiasa taat pada perintah suami 4. Diam ketika suami sedang berbicara 5. Menjaga kehormatan sang suami ketika sedang pergi jauh 6. Tidak berkhianat ketika menjaga harta sang suami 7. Menjaga badan agar senantiasa harum 8. Mulut berbau segar serta berpakaian bersih 9. Menampakan qana’ah 10. Menampilkan sikap belas kasih Dosa Besar Istri Terhadap Suami 1. Berzina dengan laki-laki lain 2. Melakukan perselingkuhan 3. Menolak ajakan suami untuk berhubungan 4. Berdusta di hadapan sang suami 5. Keluar rumah tanpa izin dari suami 6. Tidak menemani suami tidur Kategori Ilmu Berkaitan Agama Islam Materi Agama Islam.
Penyusun : Raja Muhammad Hafidz Keterangan : Boleh Copy Paste tetapi tolong di cantumkan sumber beritanya. Terimakasih.
Suara.com - Ada kalanya ketika perselisihan rumah tangga sudah di atas ubun-ubun, rasa marah tidak bisa dibendung. Hingga membuat istri membantah suami lalu melontarkan ucapan yang bikin nyesek.
Marah memang merupakan rasa alamiah yang dirasakan semua manusia. Namun, dalam Islam amarah dapat dikelola agar tidak terlalu berlebihan sehingga menjadi mudarat baik bagi diri sendiri maupun pasangan. Dalam hubungan suami istri, berselisih paham merupakan hal yang wajar.
Namun, dalam perselisihan ini tidak jarang istri membantah suami. Lantas, bagaimana hukum istri membantah suami? Yuk, simak jawaban dari Buya Yahya berikut ini.
Melansir laman YouTube Al-Bahjah TV (12/10/2021), Buya Yahya menyampaikan tanggapan tentang sikap istri membantah suami yang ucapannya bikin nyesek.
Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal, Ini 4 Kerugian dari Amarah yang Tak Terkendali
"Tabah itu ada dua macam. Yang pertama memang dia mulia, punya kesadaran bahwa dia punya keimanan. Jadi, biarpun dicaci orang, tidak akan mempengaruhi kepada dirinya. Maka dia mudah memaafkan. Berarti berangkat dari keimanan, sehingga dia tidak membantah, tidak membalas, karena di berharap kebaikan," Buya Yahya menyampaikan.
"Yang kedua, ada orang yang saat disakiti, dicaci, dia tidak bisa apa-apa karena dari awal dia sudah minder, memang merasa tidak mampu untuk melakukan itu. Saat sudah bisa dan berani membantah, dia akan melakukannya," tambah Buya Yahya.
Orang yang tabah bukan karena keimanan, tetapi karena kelemahannya, dianggap berbahaya. Di saat sudah punya kekuatan, dia bisa membantah di depan orang lain.
Buya Yahya berpesan pada para istri dalam menghadapi suami yang ucapannya bikin nyesek. Jangan sampai kesabaran istri seperti api dalam sekam, karena hal itu sangat berbahaya.
"Amarah yang disimpan akan membesar, akan menumpuk, dan meledak", ungkap Buya Yahya.
Baca Juga: Viral Emak-Emak Ketipu Beli Handuk Online, Satu Rumah Auto jadi Sasaran Amarah
"Maka jangan disimpan, tapi buang, keluarkan. Kalau ada orang yang berbuat dzolim kepadamu, tahan amarahmu, lalu keluarkan dengan memaafkan," imbuh Buya Yahya.
Maka dari itu jangan sampai memancing dan menimbun emosi sehingga istri membantah suami. Jika sampai istri atau suami mengeluarkan kata-kata atau melontarkan ucapan yang bikin nyesek maka potensi pecahnya biduk rumah tangga akan semakin besar.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
SERAMBINEWS.COM - Dalam kehidupan berumah tangga, tidak selamanya berjalan harmonis dan mulus tanpa adanya cobaan.
Pastilah ada masalah yang menghampiri sebuah rumah tangga, baik dari masalah komunikasi yang tidak baik antara suami dan istri hingga masalah dalam anggota keluarga itu sendiri.
Masalah dalam anggota keluarga misalnya, istri tidak tahan terhadap sikap suami yang suka marah dan tempramental.
Pria dengan temperamen tinggi biasanya akan bereaksi secara berlebihan terhadap situasi ketika dia sedang marah.
Tidak hanya sekali atau dua kali, ada seorang suami yang sering marah-marah hingga istrinya tidak betah lagi tinggal di rumah bahkan ada yang langsung memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana sikap istri menghadapi suami yang suka marah dan tempramental, haruskah istri minta cerai?
Baca juga: Dianggap Sepele! dr Aisyah Dahlan Ungkap Dua Hal Ini Bisa Buat Suami Marah dan Benci pada Istri
Baca juga: 3 Tips Berbicara dengan Orang Tua Menurut Buya Yahya, Harus Perlihatkan Wajah Ceria dan Senang
Baca juga: Menurut Penelitian, Suami Senang Jika Istrinya Minta Uang, dr Aisyah Dahlan: Tapi Mintanya Manja Ya!
Sikap istri dalam menyikapi suami yang suka marah-marah dan memiliki sikap tempramental, Buya menyarankan agar istri tersebut mengoreksi diri terlebih dahulu.
Sebab katanya, bisa saja seorang suami marah atau nekat berbuat dzalim kepada istri karena ketelodoran istri dalam melaksanakan kewajiban kepada suami, atau seorang istri melakukan sesuatu kesalahan yang tidak ia rasa namun amat menyakitkan suami.
"Jika demikian adanya, maka seorang istrilah yang perlu berbenah diri terlebih dahulu sebelum menuntut sang suami berbenah," kata Buya seperti dikutip Serambinews.com dari laman resmi tanya jawab Buya Yahya, Senin (3/1/2022).
Lanjut Buya, cara tersebut merupakan cara pertama yang dapat menyelesaikan masalah dalam berumah tangga antara suami dan istri, namun sering kali dilupakan.
Jika ternyata memang sifat dan perilaku suami adalah dzalim dengan marah tanpa sebab serta melampiaskanya amarah tersebut dengan cara dzalim seperti memukul atau mencaci maki yang menyakitkan, hal yang demikian tentu amat mengganggu keindahan dalam berumah tangga, kata Buya menambahkan.
Jika sikap suami seperti itu, maka seorang istri mempunyai dua pilihan.
Baca juga: 4 Cara Ikhlas Memaafkan Suami yang Selingkuh Menurut dr Aisyah Dahlan Ungkap, Istri Wajib Tahu
Baca juga: Cara Menghadapi Suami yang Selingkuh, Buya Yahya Anjurkan Istri Lakukan Hal Ini untuk Kebaikan
Baca juga: Istri Wajib Tahu! dr Aisyah Dahlan Ungkap Cara Memaafkan Suami yang Telah Berkhianat dan Berbohong
Petama, istri harus bersabar dan berusaha untuk merubahnya dan sungguh ini adalah suatu kemuliaan yang agung.
Kedua sambung Buya, jika memang istri tidak mampu untuk bersabar maka ia bisa minta cerai karena seseorang tidak boleh dipaksa untuk bertahan di bawah kedzaliman.
Sebab salah satu sebab diperkenankannya seorang istri meminta cerai adalah jika ia benar-benar didzalimi suami.
"Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Diperiksa Polda Jabar, Pesan Habib Bahar jika Ditahan, Minta Umat Tetap Berjuang Sampaikan Kebenaran
Baca juga: Suami Bacok Istri saat Berhubungan Badan dengan Sepupu, Si Pria Lompat Lewat Jendela Tanpa Busana
Baca juga: Setahun Lebih Kosong, Jabatan Kepala Bappeda Pidie Dipastikan Segera Diisi